17 December 2008

PSIKOLOGI BELAJAR MATEMATIKA
Matematika mempunyai arti tersendiri jika dipandang dari sudut pandang psikologi. Karena dalam psikologi juga dipelajari bagaimana psikologi dalam matematika itu sendiri. Dalam belajar matematika tentunya ada anak yang menemui kesulitan dalam mempelajarinya, hal ini dikarenakan kemampuan setiap siswa yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan oleh para guru sebagai pengajarnya supaya siswa tersebut bisa dengan senang hati mempelajari matematika tanpa adanya paksaan dari pihak lain.
Seperti yang dikatakan oleh (Ebbut and Straker, 1995) agar siswa menyenangi matematika maka guru tidak seyogyanya menggunakan definisi matematika aksiomatis, melainkan mendefinisikan matematika sebagai matematika sekolah.
Maksud dari ungkapan diatas menurut saya yaitu guru sebagai pengajar tidak hanya mengajarkan matematika berdasarkan teori saja tapi dia juga bisa mengajarkan matematika dengan cara yang lainnya misalnya saja dengan hakekat matematika sekolah yang ada, diantaranya yaitu:
1.Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
Hal ini berarti siswa diberi kebebasan dan kesempatan untuk melakukan kegiatan penemuan dan percobaan dengan apa yang mereka pelajari yang akhirnya siswa dapat menarik kesimpulan sendiri sehingga siswa bisa dengan mudah memahami suatu pengertian antara yang satu dengan yang lainnya.
2.Matematika adalah kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan.
Cara bepikir dari setiap siswa itu pasti berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya mereka itu sendiri. Dalam matematika setiap siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan pendapatnya sehingga rasa ingin tahu yang ada dalam setiap diri siswa bisa terjawab. Namun tidak hanya itu, matematika juga mengharuskan kita supaya dapat menghargai penemuan baik penemuan siswa lain atau penemuan diluar perkiraan sebagai sesuatu yang bermanfaat.
3.Matematika adalah kegiatan problem solving
Matematika merupakan kegiatan problem solving, hal ini benar karena dalam matematika sebagian besar kita membuat persoalan dan menyelesaikan persoalan tersebut. Untuk itu siswa diharapkan bisa memecahkan atau mengerjakan soal-soal matematika dengan cara mereka sendiri. Selain itu bagi siswa yang belum bisa mengerjakan persoalan yang ada diharapkan lingkungan sekitar yaitu guru sebagai pengajar dan teman-temannya yang lain bisa saling membantu anak yang belum bisa. Khususnya guru sebagai pendidik. Untuk dapat memecahkan persoalan tersebut juga siswa didorong untuk dapat berfikir secara logis, konsisten, dan sistematis serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memecahkan persoalan yang ada.
4.Matematika sebagai alat berkomunikasi
Selain hakekat tiga hakekat diatas matematika mempunyai hakekat sebagai alat berkomunikasi. Komunikasi disini dalam arti kata komunikasi yang dapat mendorong siswa untuk mengenal sifat matematika dan membuat contohnya.
Contoh komunikasi lainnya yaitu dalam mengerjakan persoalan matematika. Siswa bisa berkomunikasi dengan siswa lainnya maupun dengan guru untuk berdiskusi mengenai persoalan yang mereka hadapi.
Dengan hakekat-hakekat yang disebutkan diatas diharapkan guru bisa mengajarkan matematika dengan mudah dimengerti sehingga siswa bisa lebih mudah untuk menyenangi matematika tanpa merasa kesulitan.

No comments: